Iklan display 1

Memahami Anak Lewat Watak

 

Pexel.com

Sore tadi, aku baru saja selesai menonton salah satu video pada kanal youtube Pecinta dr Aisyah Dahlan, yang membahas terkait watak manusia. Dalam video tersebut, watak manusia dibagi menjadi empat. Yaitu plegmatis, melankolis, sanguinis dan koleris. 

Mungkin kalian pernah mendengar atau bahkan pernah ikutan tes kepribadian. Aku dulu pernah ikutan tes ini ketika duduk di bangku SMP. Tapi aku hanya sekedar tahu tipe kepribadian tanpa tahu ternyata ada pembahasan mendalam terkait itu. 

Pada tulisanku kali ini, aku akan membahas pentingnya memahami watak anak sejak dini. Yang mana, menurut kacamataku, hal ini sangat penting dipelajari agar kita bisa lebih memahami dan menghargai kelebihan serta kekurangan setiap anak. 

1. Melankolis (Pemikir)



Si hasrat sempurna. Anak - anak yang terlahir dengan watak melankolis akan cenderung rapi, teratur, menyukai hal detail, perfeksionis serta kritis. 

Dalam artian, anak dengan watak ini akan menjunjung tinggi kesempurnaan. Contohnya, dalam menyusun barang mereka akan menyusun dengan rapih dan berurutan. Mereka akan marah dan kesal apabila ada yang merusak tatanan barangnya. 

Begitu pula dengan jadwal harian, biasanya mereka senang menjadwal kegiatan harian dengan urut. Kalau kegiatan yang ia jalani engga sesuai, wah bisa badmood deh. Makanya anak melankolis engga suka dengan orang yang tidak teratur, engga jelas, lambat dan pelupa. 

Selain itu, anak melankolis juga watak pemikir. Hal ini terlihat karena mereka itu cenderung kritis dan teoritis. Kaya contohnya baju kita kancing nya engga bener. Mereka bakal protes tu "ih engga kaya gitu kancing nya"(kritis) "yang bener tuh gini"(teoritis)

Kalau anak melankolis lagi cerita, mereka pasti bakal cerita secara urut dan runtut. Kalau kamu sebagai pendengar minta untuk cerita kesimpulannya aja, mereka bisa aja sakit hati dengan hal tersebut. Jadi jangan heran kenapa mereka terlihat seribet itu. 

Kelemahan anak dengan watak ini biasanya mudah stres kalau tidak sesuai standarnya. Selain itu, mereka juga pendiam, pemurung, susah bersosialisasi dan mudah sedih. Oleh karena itu, pesan dari dr Aisyah Dahlan bahwa sebagai orang tua perlu mengajari anak agar lebih terbuka serta memberi mereka pemahaman terkait perfeksionis, kalau tidak semua harus terlihat sempurna. 

2. Sanguinis (Pembicara)



Si hasrat gembira. Pernah engga si, ketemu dengan anak yang ceria, mudah senyum, gampang akrab dan mudah nempel dengan orang? Bisa dipastikan anak tersebut memiliki watak sanguinis. 

Sanguinis ini kebalikan dengan melankolis. Kalau anak bewatak melan cenderung tertata dan gampang murung, kalau anak berwatak sanguinis tidak terorganisir, selalu ceria dan santai. Dalam artian, anak sanguin suka berinteraksi dengan orang lain. Mereka tuh memiliki perhatian lebih dari teman-teman nya. 

Anak sanguin suka sekali dengan kegiatan kegiatan yang sifat nya spontan, kreatif, optimis dan pandai menggembirakan orang lain. Mereka engga suka tuh dengan kegiatan yang terorganisir rumit dan detail. Kaya kalau anak melan melipat selimut secara presisi ujung ketemu ujung, kalo anak sanguin melipat selimut yang penting terlipat aja deh. 

Selain itu kelemahan anak sanguin terlalu mudah percaya dan naif. Karena sifatnya yang suka bersosialisasi, maka orang tua yang punya anak dengan watak ini harus ekstra hati hati. Mereka bisa aja dengan mudah ikut orang lain yang engga mereka kenal sama sekali. 

Mereka juga engga suka mencatat uang yang dibelanjakan, karena mereka tidak suka dengan hal yang teratur dan terjadwal. Maka, kalau kita sebagai orang tua jangan memaksa anak untuk selalu teratur dan urut, karena kalau terlalu dipaksakan maka kekuatan si anak justru akan melemah lho. 

 Jadi tips dari dr Aisyah Dahlan ialah ajari anak untuk menunggu orang lain selesai bicara karena mereka cenderung suka memotong pembicaraan. Serta ajari mereka untuk disiplin dengan waktu. 

3. Koleris (Pelaku)



Si hasrat mengatur. Anak koleris cenderung mengejar target. Mereka juga suka cepat dalam belajar. Aku punya salah satu siswa dengan watak ini. Dia kalau mengerjakan atau mencatat selalu selesai pertama. Padahal kalau di cek masih ada yang kelewat. 

Hal lainnya, murid ku itu kalau diberikan pr sering dikerjakan setelah diberikan. Kalau ditanya kenapa engga dirumah aja, jawabnya karena engga sabar mau ngerjain. Mereka emang gitu, maunya kalau belajar cepat. 

Anak koleris juga sigap dalam membantu orang lain. Selain itu mereka cepat dalam mengambil keputusan. Kaya kalau kita nanya jalan mana yang aman, dia paling cepat ngasih tau "jalan ini, jalan ini minim resiko". Anak - anak dengan tipe ini tuh punya potensi jadi pemimpin. 

Kenapa jadi pemimpin? Karena anak koleris punya hasrat mengatur. Makanya kelemahan anak koleris itu bersikap bos, dominan dan otokrasi. Mereka juga bisa stres kalau hidup tidak sesuai kendali, dan orang-orang tidak melakukan sesuai caranya. Makanya kalau orang dewasa koleris lagi stres, bisa banget mereka jadi gila kerja. Karena memang itu cara mereka mengalihkan stres. 

Kata dr Aisyah Dahlan, tips orang tua yang punya anak koleris yaitu ajari anak sabar, ajari cara mengendalikan diri dan sabar dalam belajar. 

4. Plegmatis (Pengamat)


Si hasrat damai. Kebalikan dengan anak koleris, anak plegmatis cenderung suka orang mengambil keputusan untuk mereka. Anak plegma tu suka banget dengan pekerjaan yang rutin. Mereka juga mengerjakannya jadi rileks dan mencari cara yang mudah. Kaya kalau bisa mudah ngapain ribet. 

Anak plegma itu fokus, yang mana mereka kalau ngerjain sesuatu engga bisa bercabang harus satu satu dulu. Andalan anak plegma tuh suka bilang terserah. Mereka juga suka ngantukan lho kalau di kelas, kaya sering banget menguap. Aku punya salah satu siswa dengan watak ini, yang emang sering banget nguap dan ngerasa capek. Mereka juga engga suka konflik, suka nya damai damai aja.

Karena engga suka konflik, maka anak plegma mudah stres kalau banyak konflik. Mereka juga cemas menghadapi perubahan,  takut banget ditinggalin, engga suka sama orang yang terlalu berisik dan engga suka juga orang-orang berharap sama dia. 

Mereka tuh bakal suka banget sama orang mau mengakui kekuatan watak nya dan suka dengan orang yang mau mengambil keputusan untuk dirinya. 

Tips untuk anak dengan watak ini ialah ajari anak agar punya tujuan dan target. Ajari mereka untuk bergerak lebih cepat, dan ajari mereka untuk bisa menangani masalah nya sendiri. 

Kenapa si tau hal ini penting? 

Sedikit cerita, aku seorang guru sd kelas 1. Aku punya siswa siswa dengan empat kepribadian ini. Salah satunya anak sanguin, anak sanguin engga suka kalau terorganisir dan rapih. Sedangkan aku punya watak melankolis. 

Pernah suatu waktu aku ngasih tugas yang menggunakan penggaris, si anak ternyata mengerjakan itu sambil berlinang air mata, dia merasa kalau tugas nya susah banget. Padahal aku melihat teman nya biasa aja. Aku agak heran ngeliat itu, setelah aku belajar dari video itu, aku baru paham kalau memang anak berkepribadian sanguin bakal ngerasa tertekan kalau tugas nya terlalu menuntut dia rapih. 

Kalau aku engga belajar, bisa aja aku terus terusan melemahkan kekuatannya. Sama seperti orang tua. Kadang kadang kita menuntut mereka yang ternyata itu menjadi kelemahan dia, yang bisa aja ternyata kita sendiri yang membunuh potensi anak. 

Dan hal ini juga perlu diterapkan dengan pasangan, rekan kerja, teman, dan lainnya. Karena dengan mengetahui watak atau kepribadian, kita dapat lebih menghargai setiap kelebihan dan kekurangan orang lain. 

Sumber: Youtube Pecinta dr Aisyah Dahlan


Fika salsabila Fika azlia salsabila

Belum ada Komentar untuk "Memahami Anak Lewat Watak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2